Senin, 30 April 2012

Cerita Inspiratif

Seorang Professor berdiri di depan kelas Filsafat.

Saat kelas dimulai, dia mengambil toples kosong dan mengisi dgn bola2 golf.
Kemudian berkata kpd murid2nya, apakah toples sdh penuh...... ?
Mereka setuju !!!!

Kemudian dia menuangkan batu koral ke dlm toples, mengguncang dgn ringan.
Batu2 koral mengisi tempat yg kosong di antara bola2 golf.
Kemudian dia bertanya kpd murid2nya, apakah toples sdh penuh ??
Mereka setuju !!!

Selanjutnya dia menabur pasir ke dlm toples ...
Tentu saja pasir menutupi semuanya.
Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sdh penuh..??.
Para murid berkata, "Yes"...!!

Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dlm toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir.
Para murid tertawa....

"Sekarang.. saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu. "

"Bola2 golf adalah hal yg penting; Tuhan, keluarga, anak2, kesehatan.
"Jika yg lain hilang dan hanya tinggal mrk, maka hidupmu msh ttp penuh."

"Batu2 koral adalah hal2 lain, spt pekerjaanmu, rumah dan mobil."

"Pasir adalah hal2 yg sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dlm toples, maka tdk akan tersisa ruangan utk batu2 koral ataupun utk bola2 golf..

Hal yg sama akan terjadi dlm hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi utk hal2 yg sepele, kalian tdk akan mempunyai ruang utk hal2 yg penting buat kalian."
"Jadi Beri perhatian utk hal2 yg penting utk kebahagiaanmu.
"Bermainlah dgn anak2mu."
"Luangkan waktu utk check-up kesehatan."
"Ajak pasanganmu utk keluar makan malam"
"Berikan perhatian terlebih dahulu kpd bola2 golf.

Hal2 yg benar2 penting. Atur prioritasmu.
Baru yg terakhir, urus pasirnya.

"Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?
Profesor tersenyum, "Saya senang kamu bertanya."
"Itu utk menunjukkan kpd kalian, sekalipun hidupmu tampak sdh sgt penuh, tetap selalu tersedia tempat utk secangkir kopi bersama sahabat".


Sumber: http://bungacerita.blogspot.com/

Selasa, 24 April 2012

Motivasi Pagi Hari: Mari Membangun Bangsa

Indonesia, negara dengan sumber daya alam yang melimpah dan memiliki sumber daya manusia yang banyak dari segi kuantitatif, saampai saat ini masih digolongkan sebagai negara berkembang. Hal tersebut tidak terlepas dari campur tangan dan cara kerja sumber daya manusianya. Indonesia digolongkan sebagai negara berkembang, karena sampai saat ini dari segi produktivitas kerja masih kalah dibandingkan negara maju, macam Amerika Serikat, China, Inggris, Jepang, dll.

Indonesia dapat menjadi negara maju, asal didukung oleh sumber daya manusia yang produktif dan memiliki niat untuk membangun bangsa. Membangun bangsa sendiri dapat dilakukan oleh semua individu, tergantung dari bidang apa yang ditekuni. Saya sebagai seorang mahasiswa dapat membangun bangsa dengan cara kuliah dengan rajin demi mendapat nilai yang maksimal, agar kelak memiliki pengetahuan yang cukup untuk membangun bangsa. Tetangga saya yang sehari-hari bekerja sebagai petani, dapat membangun bangsa dengan cara bertani dengan baik dan memasarkan hasil pertanian ke badan milik pemerintah. Guru sebagai teladan juga dapat membangun bangsa dengan cara mengajar dengan bijak dan mengajarkan nilai moral kepada peserta didik. Dan masih banyak hal lain yang bisa disebutkan...

Apakah pembaca tertarik untuk membangun bangsa Indonesia? Mulailah dari sekarang dan dari diri anda sendiri. Anda dapat membangun bangsa sesuai dengan bidang yang anda tekuni sekarang. Semoga tulisan ini dapat memberikan suntikan motivasi kepada saya khususnya, dan kepada pembaca pada umumnya. Sekian..  


Senin, 23 April 2012

Jelang UAS, Penulis Kelimpungan Tugas Karya Tulis

Pembaca sekalian, pernahkah pembaca merasakan menjadi mahasiswa? Tugas akhir menumpuk pra ujian akhir semester. Dan itu harus dikerjakan dan dikumpulkan sebelum tenggat waktu yang telah ditentukan dosen. Berbagai cara telah penulis lakukan, seperti bekerja kelompok, bangun tengah malam untuk menyelesaikan tugas akhir, dan tidak menunda dan langsung mengerjakan tugas yang telah diberikan dosen. Herannya, aku kok merasa seakan-akan tugas ini tidak ada akhirnya.

Orang tuaku dan teman-temanku telah memberikan support dan motivasi, tetapi kok seperti belum ada effect nya.

Ulah Mahasiswa tidak Bertanggung Jawab di KM

Dear pembaca sekalian, pada kesempatan kali ini, penulis akan mengungkapkan kejadian yang sangat amat tidak mengenakkan sekali. Cerita diawali ketika saya akan buang air kecil di kamar mandi. Setelah menuju tempat yang dibutuhkan (kamar mandi).. bingo.. "ada pisang" yang mengapung di pispot. Selain itu bau "pesing" juga menambah semarak kejadian yang tidak adil tersebut. Saya katakan tidak adil, sebab hal ini sebenarnya tidak pantas untuk saya alami. Saya pribadi sebenarnya tidak pernah melakukan kegiatan tidak bertanggung jawab tersebut. Setiap habis buang air, saya selalu bertanggung jawab untuk ikut memelihara kenyamanan pengguna kamar mandi dengan cara menyiram bagian-bagian tertentu dengan benar. Huft.. sempat shock juga tadi. Bukannya apa, saya jadi tidak nyaman untuk kembali ke kamar mandi tersebut. Coba kalau pembaca sekalian yang mengalaminya, pasti akan terasa tidak nyaman.

Menanggapi kejadian tidak mengenakkan diatas, saya beropini bahwa setiap mahasiswa seharusnya ikut menjaga kenyamanan kamar mandi, dengan cara memperlakukan kamar mandi dengan tanggung jawab dan ada rasa memiliki. Ini penting, mengingat bukan kali ini saja saya mengalami kejadian tidak mengenakkan diatas. Seringkali saya mendapat perlakuan yang seharusnya tidak saya dapatkan.

Bagaimanakah pendapat pembaca sekalian? Semoga cerita sederhana diatas dapat menggugah hati nurani pembaca yang budiman agar tidak melakukan tindakan serupa, sebab tentu saja akan merugikan orang lain. Sekian...

Mahasiswa menurut Opini Penulis

Kata mahasiswa berasal dari kata maha yang artinya besar, dan siswa yang artinya orang yang menempuh kegiatan studi. Dari sini penulis beropini bahwa mahasiswa berarti orang yang menempuh kegiatan studi yang dapat mengurusi segala aspek kehidupan kampus dengan mandiri dan tanggung jawab.

Mahasiswa yang ada dalam bayangan penulis seharusnya produktif, baik dalam pemikiran maupun tindakan. Artinya tidak boleh ada mahasiswa yang menganggur. Penulis berpendapat, kebiasaan menganggur itulah yang menyebabkan terjadinya perbuatan penyimpangan, seperti seks bebas, mencuri, merusak sarana dan prasarana kampus, dll.

Saya kurang setuju mengenai mahasiswa yang maunya hanya dituntun, ini tidak baik untuk kedepannya. Bagaimana mahasiswa mampu berguna di kehidupan masyarakat, apabila kebiasaan maunya hanya dituntun ini terus dipelihara. Mahasiswa dituntut mampu untuk berbuat banyak demi perubahan di kehidupan masyarakat.

Ada banyak cara bagi mahasiswa untuk belajar meningkatkan produktivitas. Produktivitas itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu produktivitas di bidang akademik maupun produktivitas di bidang non akademik. Penulis sendiri sebagai mahasiswa yang tidak mau menganggur, berusaha melibatkan diri dalam unit kegiatan mahasiswa penulis (UKMP) di UM. Itu hanyalah contoh sederhananya saja. Intinya, bagaimana ketika kita sudah menjadi mahasiswa itu adalah kita tidak menganggur dan bagaimana kita dapat berguna bagi orang lain dengan tidak meninggalkan prestasi di bidang akademik. Sekian..    

Pentingnya menjaga Apa yang Kita Punya

Dear friend, sore hari ini kusempatkan diri menulis kembali di blogku. Pada sore yang berbahagia ini aku akan menulis tentang pentingnya menjaga apa yang kita punya. Well, pada pagi hari tadi, uang sakuku sebesar 60.000 rupiah hilang entah kemana. Mungkin waktu menyimpan uang di saku, aku juga memikirkan hal lain. Nggak enak juga ya. Mungkin pembaca pernah mengalami kehilangan uang. Pusing sekali tadi rasanya. Aku tanya ke orang-orang  disekitarku, “Pak, apakah anda melihat uang 60.000 terjatuh?”. Orang-orang tadi menjawab, “Asli, nggak lihat aku, Dek”. Emh, mungkin sekalipun tahu uangku jatuh, orang tersebut juga ga peduli, mungkin bisa saja mengambilnya. Entahlah hanya Tuhan yang tahu uangku kemana perginya.

Berbicara tentang kehilangan sesuatu, penulis disini menegaskan pentingnya menjaga apa yang kita punya, baik itu barang, kesehatan, maupun jalinan persaudaraan. Jangan sampai hilang, deh!! Sebab penulis meyakini, penyesalan itu datangnya dibelakang, setelah kita menyadari apa yang kita perbuat. Begitu juga tentang kehilangan, pasti menyesalnya di belakang.

Mungkin pembaca yang budiman punya pengalaman tentang kehilangan barang? Bisa tolong di share ke blog saya, thank you..!

Minggu, 22 April 2012

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Kehidupan


Kehidupan di dunia ini bagaikan filosofi sebuah roda yang terus berputar. Kadang kita berada diatas kadang juga kita berada dibawah. Kehidupan ini tidak selamanya berpihak pada diri kita, seringkali penulis merasakan bahwa saya harus memahami orang lain jika saya mau dipahami orang lain. Cukup adil sih sebenarnya. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah, seberapa siapkah kita untuk mengalah demi orang lain? Padahal belum tentu orang lain mau mengalah demi diri kita sendiri. Inilah permasalahan hidup.

Dalam kehidupan di dunia ini terdapat hukum, man jadda wa jada. Apakah itu? Man jadda wa jada adalah ungkapan yang berasal dari bahasa arab, yang artinya siapa yang menanam, maka dialah yang akan memanen. Inilah hukum kehidupan yang adil menurut penulis. Ada usaha pasti ada hasil. Ada perjuangan pasti ada kemenangan. Inilah yang diajarkan dalam agama Islam.

Akhirnya, penulis berpendapat bahwa kehidupan ini sebaiknya disikapi dengan sikap “nothing to lose”. Kalahpun tak apa, yang penting dalam kehidupan ini adalah proses. Masalah menang dan kalah serahkan semua pada Allah Swt. Biar yang diatas yang menentukan. Penulis juga menambahkan, kita sebaiknya jangan menyerah sebelum berperang. Tak ada salahnya kita mencoba hal yang baru, meski kita akan kikuk pada awalnya. Terima kasih..

(Karangan ini hanya setetes dari luasnya samudera ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mengajak kepada pembaca yang budiman agar menambahkan apa-apa yang kurang dari karangan saya. Terima kasih.)

Perkembangan Pemikiran di Kampus

 Setiap hari selalu saja kutemui orang-orang sibuk yang berlalu lalang di area kampus. Ya, iyalah.. kampus memang tempat banyak orang melakukan berbagai kegiatan perkuliahan. Pingin sepi?? Ya di kuburan sana.. haha begitulah seloroh salah seorang temanku.

Kampus memang salah satu tempat dimana pemikiran kita banyak mendapat pengaruh dari luar. Pemikiran itu bisa datang dari dosen, teman perkuliahan, maupun pegawai-pegawai yang bekerja di kampus. Penulis pribadi sebagai salah seorang civitas akademis kampus merasakan hal serupa. Sempat terjadi kebingungan, aku sekarang kok telah berevolusi sebegitu cepatnya, sih? Tapi apa mau dikata, perkembangan yang pesat di kampus membuat kita berubah dan kita harus menanggapinya dengan bijak. Anggap saja itu sebagai awal dari masa kedewasaan kita. Apakah memang harus secepat ini?

Penulis merasa perkembangan pemikiran yang sebegitu cepatnya di kampus, hendaknya difilter dengan nilai dan norma yang telah kita dapatkan sebelum melakoni kehidupan di kampus. Hal itu penting, agar kita tidak menjadi orang lain. Kita adalah pemikiran kita. Jika pemikiran pribadi sudah hilang, mau menjadi apakah kita? Sangat disayangkan sekali apabila nantinya kita tidak menjadi apa yang kita cita-citakan.

Bagaimanakah tanggapan para pembaca blog yang budiman? Tolong tinggalkan pesan, kesan dan komentar dibawah karya tulis saya ini.. Terima kasih. 

Minggu, 15 April 2012

Kompak, untuk Meraih Prestasi

Kekompakan dalam bekerja merupakan faktor penting untuk meraih prestasi. Dalam kekompakan terkandung kerjasama dalam bekerja. Kerjasama yang positif tentunya. Kompak itu sendiri menghasilkan suasana yang kondusif dalam bekerja, sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan fokus.

Menurut saya, kompak berarti seiya dalam perbuatan dan sekata dalam berpendapat. Kekompakan ini muncul tidak secara tiba-tiba, tetapi kekompakan muncul akibat pertemuan yang intens serta satu alur dalam dalam pemikiran. Kekompakan juga menunjukkan bagaimana peran orang lain dalam kehidupan kita. Saling membutuhkan dan simbiosis mutualisme lah manfaat dari kekompakan. Dengan adanya rasa kompak berarti kita menyadari bahwa hidup ini tidak sendiri. Terkadang ada juga orang yang masih memiliki pikiran kolot untuk hidup sendiri dan yang penting hidup tidak merugikan orang lain.

Penulis menyadari bahwa prestasi itu datangnya bukan karena diberi, tetapi prestasi datang karena hasil kerja keras dan jerih payah kita untuk mendapatkannya. Dalam proses meraih prestasi tersebut, tentunya kita membutuhkan orang lain sebagai media pengembangan prestasi kita. Nah, disinilah peran penting kekompakan, yaitu agar hubungan baik antar personal tetap terjaga dan saling mendukung satu dengan yang lain, demi kelancaran meraih prestasi. Mari kita jalin kekompakan dengan kesadaran bahwa kita membutuhkan orang lain untul meraih prestasi! Sekian. 

Minggu, 08 April 2012

Optimis, Sikap dalam Beraktivitas untuk Hidup yang Lebih Baik


Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu pasti melakukan aktivitas. Orang cacat sekalipun, mereka tetap beraktivitas, walaupun kemampuan mereka terbatas dan tidak bisa disamakan dengan kemampuan orang normal.


Penulis sebagai mahasiswa juga (pastinya) memiliki rutinitas dalam beraktivitas. Contoh sederhana berupa masuk kampus tepat waktu, mengerjakan tugas harian, berdiskusi dengan sesama teman, berorganisasi, dan sebagainya. Oleh karena rutinitas tersebut dikerjakan berulang-ulang (setiap hari), Maka penulis merasa semua itu harus dikerjakan secara sabar, optimis, dan istiqomah.


Didalam kamus ilmiah populer Bahasa Indonesia, dijelaskan pengertian optimis, yaitu selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan baik (dalam segala hal). Dengan adanya sikap optimis dalam diri kita, diharapkan akan keluar hasil kerja/ aktivitas yang optimal. Pada prinsipnya optimis mencakup percaya diri, jika individu menerapkan sikap optimis dalam kehidupan sehari-hari, maka individu tersebut dapat mengatur dan memfilter pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Ini penting, mengingat tidak semua pengaruh-pengaruh yang datang dari luar baik, malah sebaliknya ada juga yang menyesatkan dan menjerumuskan.


Optimis juga menghindarkan individu dari sikap bimbang dalam menghadapi suatu permasalahan. Intinya dia mantap dalam menghadapi masalah dan telah memperhitungkan segala resiko yang mungkin terjadi. Menyikapi kegagalan yang terjadi, individu yang optimis selalu mengambil hikmah dan memetik pelajaran agar tidak terperosok dua kali dalam lubang yang sama. Mari kita selalu bersikap optimis dalam beraktivitas untuk hidup yang lebih baik! Sekian, terima kasih.  

Sabtu, 07 April 2012

Olahraga Jalan Kaki di Pagi Hari (Bagian I)

Olahraga jalan kaki di pagi hari merupakan olahraga yang paling sederhana. Hanya bermodalkan sandal jepit dan celana panjang (agar tidak kedinginan), dan kaos biasa, kita dapat langsung melakukan olahraga jalan kaki di pagi hari. Sungguh menyenangkan. Olahraga jalan kaki dapat dilakukan secara individu maupun bersama keluarga ataupun teman-teman.
Waktu pagi hari dipilih karena hawa di pagi hari sejuk dan bebas dari asap kendaraan bermotor. Selain itu di pagi hari jalanan masih sepi, sebab belum ada lalu lalang kendaraan yang berangkat maupun pulang bekerja.
Sembari menikmati hawa sejuk di pagi hari, penulis biasanya membawa 1 botol minuman berisikan air mineral (air putih). Hal ini dilakukan agar tidak kesulitan ketika mengalami haus di tengah jalan. Jangan lupa untuk buang air kecil maupun buang air besar sebelum melakukan olahraga jalan kaki di pagi hari. Berdasarkan pengalaman yang pernah penulis alami sendiri, perjalanan olahraga jalan kaki jarak jauh batal hanya karena penulis ‘kebelet’ buang air besar. Sungguh sangat disayangkan. Setelah kejadian tersebut, di dalam hati penulis berjanji untuk selalu buang air sebelum melakukan olahraga jalan kaki di pagi hari. Bersambung...

Mengambil Keputusan dengan Konsep “Jemput Bola”

Jemput bola. Apa yang terpikirkan oleh anda ketika mendengar kata diatas? Yups, menurut opini saya, jemput bola adalah konsep yang banyak orang sukses terapkan untuk mengambil keputusan. Intinya adalah konsep jemput bola berarti berusaha mengambil kesempatan yang ada  dan tidak menggantungkan diri pada orang lain.
Nah, sekarang akan saya paparkan apa saja sih keunggulan pengambilan keputusan dengan konsep jemput bola, berikut penjelasannya:
1.      Kita tidak menggantungkan diri pada orang lain tentang bagaimana kita mengambil keputusan. Memang, saran dari orang lain kita butuhkan, namun sebagai pelaksana keputusan, kita sendirilah yang seharusnya mengeksekusi keputusan tersebut. Orang lain hanya berperan sebagai penasihat maupun pemberi masukan.  
2.      Memiliki daya saing terhadap rekan kerja kita. Maksudnya adalah paling tidak kita bisa mengimbangi produktivitas orang yang bekerja disekitar kita. Menggunkan konsep jemput bola berarti harus siap berkorban untuk melayani dan memutuskan dengan cepat, cermat, dan tepat apa yang akan kita kerjakan. Oleh karena aktivitas melayani itulah kita menggunakan waktu yang ada untuk bekerja. Sehingga kita dapat mengimbangi maupun menyaingi produktivitas rekan kerja kita.
3.      Mengasah pikiran agar terus fokus dan peka terhadap permasalahan yang terjadi disekitar kita. Tak dapat dipungkiri, banyak permasalahan yang menghampiri setiap orang yang produktif bekerja. Ketika kita menggunakan konsep jemput bola, maka kita akan terangsang dan peka terhadap setiap permasalahan yang menghampiri. Hasilnya permasalahan tersebut berhasil kita atasi dengan cepat dan tidak membuang banyak waktu. Orang seperti inilah yang banyak dibutuhkan untuk terjun di masyarakat.
Ada banyak sekali sebenarnya keunggulan pengambilan keputusan dengan konsep jemput bola, namun penulis hanya mampu membagi ini saja yang penulis ketahui. Mungkin di lain waktu penulis dapat memberi tambahan informasi. Sampai bertemu lagi di artikel selanjutnya. Sekian.   

Kegagalan adalah Keberhasilan yang Tertunda

Seberapa seringkah anda mengalami kegagalan? Sementara itu seberapa seringkah anda mengalami keberhasilan? Tentu pertanyaan diatas tidak dapat dijawab, kecuali dengan metode statistika, anda mencatat frekuensi kegagalan dan keberhasilan yang anda alami dalam rentang waktu tertentu.

Kegagalan dan keberhasilan adalah implikasi dari usaha yang anda lakukan. Jika anda tidak ingin merasakan kegagalan, cobalah untuk tidak berusaha sama sekali. Begitu pula sebaliknya.

Seorang filusuf (yang saya lupa namanya) memiliki filosofi kehidupan sebagai berikut, "Kegagalan ada dua macamnya, kegagalan pertama adalah anda berusaha kemudian anda gagal namun anda tidak mau bangkit lagi.
Sedangkan kegagalan yang kedua adalah anda tidak mau berusaha karena takut gagal, sehingga pada akhirnya anda hanya menjadi penonton dan peran anda kurang dihargai oleh orang-orang disekitar anda. Orang yang berhasil adalah orang yang sudah berusaha, tetapi dia gagal, kemudian dia mau bangkit untuk mencapai keberhasilan".

Sehingga pada akhirnya saya hanya dapat menyarankan agar anda jangan pernah memiliki rasa takut akan kegagalan. Hadapi tantangan yang akan anda hadapi, janganlah menghindar. Sebab saya meyakini dengan usaha yang sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah SWT. kita akan dapat merengkuh keberhasilan. Sekian.

Mendengar untuk Memahami Lawan Bicara

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti setiap orang melakukan interaksi sosial dengan lawan bicara. Tentu saja menjadi hal yang lumrah ketika dalam proses interaksi tersebut terdapat pengertian yang didapat dengan cara memahami maupun dipahami lawan bicara. Sebagai usaha untuk memahami, kita harus mendengar perkataan lawan bicara kita. Itu bertujuan memudahkan kita menyerap informasi yang keluar dari mulut lawan bicara.

Ada beberapa (mungkin) lawan bicara anda yang memang membutuhkan anda untuk memberikan hiburan. Misalnya dengan cara bercanda maupun bersenda gurau. Pada dasarnya ini positif, tetapi ini harus ditempatkan sesuai waktu dan tempat. Misalnya saja di kantin ketika waktu istirahat. Anda pun seharusnya dapat memberi dia umpan balik (feedback), agar pembicaraan tidak terasa hambar dan biasa saja. 

Sementara jika lawan bicara menceritakan masalahnya, usahakan bicaralah yang penting saja. Beri dia pengertian bahwa hidup ini pasti akan diberi kemudahan oleh Allah SWT. dibalik masalah yang menderanya.
Hibur dia dan beri solusi sesuai yang ada di pemikiran anda. Sekian.

Jumat, 06 April 2012

Waspada Bahaya Plagiat dalam Menulis

Setiap mahasiswa pasti pernah mendapat tugas karya tulis, baik itu berupa makalah, artikel, maupun tugas tertulis. Untuk memenuhi tugas dari dosen, mahasiswa sering menggunakan referensi dari buku maupun internet.
Ketika menulis di tugas tersebut, seringkali mahasiswa tidak mencantumkan sumber ketika mengutip pendapat maupun meng copy-paste tulisan yang didapat dari internet. Itulah yang disebut sebagai karya plagiat. Sebagai dampaknya, banyak mahasiswa yang langsung "disemprot" oleh dosen, ketika dosen membaca/ mengkoreksi tugas mahasiswa.

Nah, kejadian diatas tampaknya sepele, namun jika tidak ada niat dan usaha untuk menghilangkan kebiasaan plagiat, maka kebiasaan plagiat akan menjadi pola pikir yang buruk bagi mahasiswa. Kita sebagai mahasiswa yang bijak, tentunya harus menghargai karya tulis orang lain. Setidaknya jika kita mengutip pendapat maupun tulisan, tolonglah sebutkan sumbernya. Sehingga setiap orang yang mau menulis merasa aman dari gangguan plagiator-plagiator tidak bertanggung jawab. Sedikit dari saya, semoga tulisan ini dapat memotivasi kita untuk terus berkarya dalam bentuk tulisan dan menghindari sifat plagiat dalam menulis. Sekian, terima kasih.